Afif Kritik Praktisi Hukum yang Terkesan Sebagai Tim Sukses

Afif Imam Rohim, aktivis mahasiswa Kerinci kritik pernyataan seorang praktisi hukum yang mengatakan pidato H. Tafyani Kasim (HTK) yang viral beberapa hari lalu merupakan kritik yang konstruktif.

Afif mengatakan bahwa pendapat tersebut dapat diperdebatkan karena kritik yang disampaikan dalam kampanye politik seharusnya berfokus pada kebijakan dan program.

“Jika narasi yang dibawakan memuat unsur-unsur yang menyudutkan kelompok tertentu secara berlebihan, maka hal ini bisa dianggap bukan lagi kritik yang konstruktif, melainkan pernyataan yang berpotensi memecah-belah masyarakat,” ucapnya.

Dalam masyarakat yang beragam, kritik yang mengandung unsur provokasi dapat memicu sentimen negatif dan bahkan konflik horizontal.

“Kritik semacam ini dapat dianggap tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang bertujuan menjaga keutuhan dan kesatuan sosial,” tegasnya.

Lebih jauh, afif menambahkan. “Kritik yang menyinggung atau menyudutkan kelompok tertentu justru bertentangan dengan prinsip hukum yang mengutamakan kesetaraan dan keadilan tanpa diskriminasi,” kata Afif.

Alih-alih disebut sebagai pendapat dari praktisi hukum, Afif menilai bahwa pernyataan tersebut justru terkesan seperti mewakili tim sukses HTK.

Diketahui sebelumnya, Muhamad Ikhzan Praktisi Hukum mengatakan apa yang disampaikan HTK dalam orasi politik merupakan kritik yang berdasarkan data dan fakta selama ini.

“Perlu dipahami bersama bahwa apa yang disampaikan oleh HTK adalah kritik terhadap kebijakan-kebijakan, kritik yang disampaikan Pak HTK adalah kritik yang berdasarkan data dan fakta, artinya kritik yang konstruktif terhadap suatu kebijakan dan diharapkan ada sebuah solusi,” jelasnya

Selain itu, ia juga menilai hal itu sejalan dengan salah satu visi dari HTK “Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan inovatif berbasis digital dengan menjunjung tinggi supremasi hukum”.

Muhammad Ikhsan juga menepis tudingan terkait narasi pidato HTK berbau rasisme adalah tidak benar. “Kita harus bisa membedakan antara kritik dan rasisme agar kita tidak mengalami kesesatan dalam menyimpulkan suatu peristiwa,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *